
Tajuktoday.com-Mantan perwira intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan dugaan kuat bahwa Iran mungkin terlibat dalam serangan terbaru oleh Hamas terhadap Israel.
Serangan tersebut, yang dilakukan dengan skala dan taktik yang belum pernah terjadi sebelumnya, menimbulkan pertanyaan tentang apakah Hamas dapat melaksanakan operasi semacam itu tanpa bantuan luar.
Diketahui, Hamas melancarkan serangan intensif terhadap Israel pada Sabtu (7/10). Serangan ini mencakup penggunaan kapal cepat, penyanderaan, dan penyerbuan musuh, yang semuanya menunjukkan kecanggihan yang luar biasa.
Tiga mantan pejabat intelijen senior AS menyatakan bahwa serangan ini kemungkinan melibatkan bantuan atau dukungan dari luar. Mereka mengatakan bahwa “kemampuan Hamas untuk melaksanakan operasi semacam itu tampaknya di luar kemampuan mereka sendiri.”
Menurut perwira senior intelijen AS tersebut, taktik-taktik ini sangat mirip dengan pendekatan yang sering digunakan oleh Iran dan proksinya untuk melawan lawan-lawan yang lebih kuat secara konvensional.
“Kecanggihan dan kompleksitas serangan itu tampaknya melampaui apa yang bisa dilakukan Hamas sendiri,” kata seorang mantan pejabat senior intelijen AS, mengutip NBC, Senin (9/10).
Namun, Ali Baraka, seorang pejabat senior Hamas, membantah keterlibatan Iran dalam serangan tersebut. Menurutnya, serangan ini merupakan kejutan bagi Iran, dan mereka baru diberitahu setelah operasi dimulai.
Baraka juga menegaskan bahwa Iran mendukung Hamas, tetapi mereka tidak memberi tahu Iran tentang operasi ini sebelumnya.
“Ini merupakan kejutan bagi semua orang, termasuk Iran,” kata Baraka, kepala Hubungan Nasional Hamas di Luar Negeri.
“Kami tidak memberi tahu mereka bahwa ada operasi yang akan dilakukan saat fajar pada 7 Oktober.” Dia menambahkan, “Setelah operasi dimulai, kami memberi tahu Iran,” tambahnya yang berbicara dari Beirut.
The Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu bahwa para pejabat keamanan Iran membantu Hamas merencanakan serangan mendadak tersebut dan menyetujuinya dalam sebuah pertemuan di Beirut pada hari Senin lalu, menurut para anggota senior Hamas dan Hizbullah.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa para perwira di Korps Garda Revolusi Islam Iran telah bekerja sama dengan Hamas sejak Agustus untuk merancang serangan udara, darat, dan laut yang canggih itu.
Dua pejabat AS mengatakan kepada NBC News bahwa mereka tidak memiliki informasi yang menguatkan laporan The Journal.
Komentar:
Komentar Anda menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE